[Seri Kualitatif] 5 Langkah Membuat Discussion Guide
Membuat discussion guide (DG) sering dianggap mudah, padahal sebenarnya ini titik krusial untuk memastikan alignment dengan klien/ stakeholder. Jadi gimana cara membuatnya?
Tentang “x” tolong dimasukkin juga ya ke DG (Discussion Guide). Sama bagian “y” kok belum ada juga ya?
Pernah denger klien atau stakeholder feedback begitu abis baca DG yang kita share? Biasanya, ini terjadi karena kita membuat DG hanya untuk kepentingan researchernya sendiri.
Loh? Emang DG buat siapa kalau bukan buat kita sendiri?
Ternyata, DG juga adalah alat komunikasi researcher dengan klien/ stakeholder. Untuk itu, researcher perlu memastikan saat membaca DG, klien/ stakholder mudah menemukan pertanyaan-pertanyaan yang ingin mereka jawab - agar yakin bahwa DG sudah ‘lengkap’.
Faktanya...
Fungsi komunikasi ini malah sering lebih krusial dan perlu jadi pertimbangan utama waktu membuat DG.
Setelah tahu apa fungsi DG, jadi gimana cara membuatnya?
Baca lagi research objective dan business objective yang mau kita jawab.
Berdasarkan objective-objective itu, buat alur ngobrolnya dahulu - tidak perlu detil pertanyaannya, tapi lebih ke urutan tiap section/ sub-section.
Prinsipnya, dari umum ke khusus. Pastikan semua research objective ter-cover di alurnya.
Setelah dapat alur besar pertanyaannya, masukkan detil-detil pertanyaannya - prinsipnya 5W+1H dan pertanyaan terbuka.
Catatan penting untuk diingat:
Mungkin kadang researcher akan merasa beberapa pertanyaan tidak perlu ditulis di DG karena sudah pasti ditanyakan. Hanya saja, seperti dibahas di atas, researcher perlu memastikan DG memasukkan pertanyaan dengan cukup detil agar klien/ stakeholder yakin bahwa pertanyaan mereka sudah diakomodasi.
Tentunya, saat wawancara nantinya bukan berarti harus membacakan setiap pertanyaan karena DG bukanlah kuesioner yang harus dibacakan secara literal.
Baca lagi business objective dan research objective dan pastikan semua pertanyaan yang ada di DG sudah menjawab dua hal itu.
Terakhir, baca dari awal sampai akhir sambil bayangkan apakah nyaman ngobrol dengan alur DG begitu. Bila ada yang kurang sesuai, coba sesuaikan.
Tips
Sambil membayangkan bertanya dengan pertanyaan-pertanyaan di DG, researcher juga perlu membuat estimasi waktu untuk memastikan tidak terlalu panjang dan memberi indikasi bagian mana yang lebih panjang dibanding yang lain.
Langkah-langkah di atas tentunya bukan satu-satunya cara untuk membuat DG ataupun cara terbaik membuat DG. Setiap orang akan punya caranya masing-masing setelah semakin sering membuat DG. Jadi, untuk sampai menemukan cara yang nyaman untuk diri sendiri, kata kunci utamanya adalah pepatah lama di buku tulis Sinar Dunia:
Practice makes perfect // Experience is the best teacher