Desirability Testing vs Usability Testing
Ga semua testing di research itu (UT) usability testing loh. Ada juga yang disebut desirability testing. Bedanya apa ya?
Research yang bertujuan untuk mengetes suatu asumsi/ hipotesis/ stimulus biasa disebut evaluative research. Evaluative research bisa dibagi jadi dua berdasarkan hal apa yang ingin dievaluasi: desirability testing dan usability testing.
Desirability testing/ Concept testing
Gua punya ide nih. Masih kasar sih. Gini idenya, ada minuman ringan yang bebas gula, namun tetap manis, dan ada sensasi dinginnya walaupun tidak ditaruh kulkas. Nah, gimana ya enaknya ngecek ide ini?
Di kondisi ini desirability testing atau concept testing yang perlu dilakukan: research untuk cari tahu, apakah calon pengguna merasakan masalah yang sama dan apakah ide solusi yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Biasanya, ini dilakukan pada tahap awal ide muncul supaya tidak buang-buang waktu mengeksplor lebih jauh ide produk yang tidak ada potensi orang-orang mau pakai.
Secara teknis, testing tipe ini akan menanyakan dua topik:
Konteks kehidupan, perilaku, dan persepsi partisipan.
Di bagian ini, biasa ditanya motivasi dan bagaimana kebiasaan memakai kategori produk tertentu, kesulitannya/ pain point, apa yang dibutuhkan lagi.
Persepsi tentang ide/ konsep.
Setelah melihat idenya, ditanyakan apa yang disuka dan tidak dari idenya, mengapa demikian, relevansinya, dan apa yang dapat diperbaiki dari idenya.
Tips:
Kita sebagai researcher harus jeli dan konfirmasi/ challenge mereka bila ada inkonsistensi antara kebiasaan partisipan dengan reaksi dia terhadap konsepnya.Contoh: Partisipan tidak menunjukkan bahwa dia peduli kesehatan di bagian awal, namun ternyata tertarik dengan ide aplikasi gym yang ditunjukkan. Bila ini wawancara, contoh pertanyaan yang bisa untuk mengkonfirmasi: Apa yang bikin gym ini menarik dan pengen ikutan? Tadi kan bilangnya ga tertarik sama gym ya, kok pas baca ini jadi tertarik?
Bila jawabannya kurang jelas, bisa digali lagi atau dilihat kemungkinan bahwa dia hanya mencari-cari alasan untuk bilang suka idenya karena sungkan dengan kita. :p
Beberapa tipe stimulus yang mungkin ditunjukkan saat desirability testing:
Tulisan konsep yang berisi kelebihan produk
User scenario - ilustrasi sebuah produk dibutuhkan di kehidupan nyata.
Wireframe - tampilan kasar/ bentuk sangat awal suatu aplikasi.
Usability testing/ Product testing
Ini uda jadi hi-fi prototypenya (tampilan detil sebuah aplikasi). Kok gua ngeliat ada kemungkinan orang bingung ya cara daftarnya kalau flow-nya begitu? Terus, ini kok klik tombol ini masuknya ke sini ya?
Di tahap menuju launching, researcher akan perlu mengecek apakah design sebuah produk dapat digunakan dengan semestinya oleh calon pengguna. Lewat testing ini, kita dapat menemukan detil-detil yang mungkin ditingkatkan agar mengurangi risiko-risiko yang mungkin membuat produknya gagal.
Biasanya, yang dilakukan untuk mengetes adalah menunjukkan produknya/ memberikan sebuah skenario yang mungkin terjadi di kehidupan nyata kepada partisipan, lalu mengobservasi apa yang akan mereka lakukan di skenario tersebut.
Tips:
Saat observasi, penting untuk mengobservasi langkah-langkah yang partisipan lakukan dengan detil untuk menemukan bila ada hal yang diluar ekspektasi kita.Contoh Skenario: Partisipan diminta menunjukkan cara membeli barang kesukaan di prototype e-commerce yang ditunjukkan.
Temuan observasi: Ternyata partisipan lebih suka scroll saat mencari barang dibanding memakai search bar.
Beberapa tipe stimulus yang mungkin ditunjukkan saat usability testing:
High-fidelity prototype - tampilan aplikasi yang hampir sama persis dengan tampilan asli (penuh warna dan dapat diklik di beberapa bagian).
Prototype kemasan - selain gambarnya, prototype kemasan juga dipakai untuk kasih feeling nyata.
Makanan dan minuman tester - makanan/ minuman baru yang belum keluar di pasaran, tapi tentunya sudah aman secara medis.
Kalau bisa bedain dua jenis testing berdasarkan tujuannya, researcher akan bisa lebih enak jelasin jadi butuh stimulus seperti apa ke anggota tim yang butuh research.
Oh ya, sama selalu ingat pesan opah Jared Spool terkait UT itu bukan User Testing! Yang kita bukan nge-tes user. Yang kita tes adalah produknya/ solusinya, supaya dapat dipakai dengan baik oleh pengguna.
baru tau kalau nama lain dari concept testing itu desirability testing, konsep nya jadi lebih mudah dipahami. thank you for sharing.
kalau boleh saya simpulkan berarti concept test/desirability test itu untuk menguji apakah user MAU menggunakan produk kita, sedangkan usability test itu untuk menguji apakah user BISA menggunakan produk kita. begitu kah? berarti kalau mau UT itu asumsinya orang sudah pasti mau menggunakan, pertanyannya hanya bisa atau engganya ya?